Minggu, 22 Februari 2009

UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI GUREM

Oleh: Henny Sulistyowati

Pembangunan pertanian di Indonesia seharusnya tidak hanya ditujukan pada upaya peningkatan produksi saja, tetapi juga harus mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya petani gurem. Hampir sebagian besar petani Indonesia adalah petani kecil yang hanya memiliki lahan rata-rata setengah hektar saja, bahkan ada yang hanya sebagai pekerja tani dan tidak memiliki lahan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, petani Indonesia kebanyakan hanya lulusan SD atau bahkan ada yang tidak lulus SD atau tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali (buta huruf). Hal ini menjadi masalah besar dalam pembangunan pertanian di Indonesia karena sumber daya manusia yang terjun langsung di dunia pertanian masih sangat rendah kemampuan dan keterampilannya di bidang pertanian.
Secara nasional, jumlah petani gurem meningkat dari 10,8 juta pada tahun 1993 menjadi 13,7 juta rumah tangga petani pada tahun 2003, dengan rata-rata peningkatan jumlah petani gurem sekitar 2,4 persen per tahun. Hal ini menunjukkan terjadinya marjinalisasi pertanian sebagai akibat langsung dari kepadatan penduduk. Sementara itu, luas lahan semakin berkurang dan perkembangan kesempatan kerja di luar pertanian terbatas.
Distribusi rumah tangga petani gurem di Indonesia tidak menyebar rata, tetapi sangat tergantung pada banyaknya rumah tangga petani di daerah tersebut. Jawa Timur merupakan daerah yang persentase petani guremnya lebih tinggi dibanding daerah lain, yaitu 3,4 juta rumah tangga atau berkisar 25,14 % dari total rumah tangga petani gurem di Indonesia. Sedangkan untuk daerah di luar pulau Jawa, persentase petani gurem relatif kecil, hanya berkisar kurang lebih 3 %.
Permasalahan yang dihadapi oleh rumah tangga petani gurem, adalah pemilikan lahan yang sempit, sehingga apapun yang dihasilkan dari lahan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pada umumnya lahan yang dimiliki oleh petani ini adalah lahan warisan turun temurun, yang diusahakan seadanya saja karena ketiadaan modal dan ketrampilan atau teknologi, serta menggunakan tenaga kerja keluarga. Bahkan kebanyakan petani menjadikan usaha taninya sebagai pekerjaan sampingan, ini menunjukkan mental petani yang kurang baik dalam menjalankan usaha taninya. Hal tersebut diatas menyebabkan tingkat kesejahteraan petani gurem sangat rendah sehingga terjerat pada kemiskinan yang cendrung permanen.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani gurem, adalah:
1. Mengubah pola pikir petani dan membangun mental petani yang semula hanya pasrah
dan mengusahakan lahannya sebagai pekerjaan sampingan, menjadi petani yang memiliki jiwa bisnis. Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam hal ini, yaitu memberikan penyuluhan tentang teknologi tepat guna, mulai dari budidaya sampai penanganan pasca panen, melakukan fungsi pendampingan dan pembinaan terhadap petani sehingga pola pikir petani yang tadinya sangat tradisional menjadi lebih progresif dan terpacu untuk memajukan usaha taninya.
2. Mengusahakan usaha taninya secara kolektif atau berkelompok agar lebih mudah dalam mendapatkan modal melalui kredit yang disediakan oleh pemerintah. Peran pemerintah dalam hal ini adalah memberikan kemudahan pada kelompok tani tersebut dalam mendapatkan kredit lunak, sehingga dengan modal yang ada petani dapat menjalankan usaha taninya dengan sungguh-sungguh.
3. Pembangunan infra struktur, kepastian harga dan pasar dari komoditi yang diusahakan juga merupakan hal penting dalam upaya meningkatan kesejahteraan petani. Diharapkan secara bertahap pemerintah dapat membangun infra struktur sampai ke desa-desa sehingga petani dapat mengangkut hasil panennya. Penetapan harga dasar untuk komoditi pangan juga perlu menjadi perhatian pemerintah, disamping adanya pasar yang pasti untuk petani menjual hasil panennya.
Upaya-upaya diatas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani gurem sehingga rumah tangga petani di Indonesia menjadi makmur sejahtera dan dapat mencerminkan bahwa Indonesia adalah negara agraris maju. Semoga.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar